Page 79 - Binder WO 123-013-Tahun ke-10 (1)
P. 79
eskipun telah meraih pencapaian besar, perasaan keraguan sebagai bagian dari proses. Fokus
Impostor Syndrome membuat seseorang pada pencapaian dan memperingati setiap kemenangan,
merasa seolah-olah keberhasilannya sekecil apa pun, bisa membantu membangun rasa percaya
M bukanlah hasil dari kerja keras atau diri. Tak perlu membandingkan diri dengan orang lain
kemampuannya sendiri. Perasaan cemas dan kurang karena setiap individu memiliki perjalanan unik. Bangun
percaya diri pun kerap menghantui, seakan-akan mereka komunitas suportif, cari mentor, dan berlatih mindfulness
hanya beruntung atau sekadar berpura-pura. Fenomena serta self-compassion juga merupakan langkah efektif.
ini bisa dialami siapa saja, termasuk Maya, seorang CEO Arianna Huffington, pendiri The Huffington Post,
muda yang berhasil membangun startup teknologi dari menyebutkan bahwa mengakui adanya perasaan impostor
nol hingga bernilai jutaan dolar. Namun, di balik sikapnya syndrome dapat membantu seseorang melampaui rasa
yang tampak percaya diri, Maya sering diliputi ketakutan tidak layak dan terus maju. Jangan biarkan rasa tidak
bahwa suatu saat orang-orang akan menyadari bahwa ia layak menghambat perjalanan menuju sukses Gunakan
sebenarnya tidak sekompeten yang mereka kira. ketakutan dan keraguan sebagai dorongan untuk
Pengalaman ini tidak hanya dialami oleh Maya. bertumbuh dan inovatif. Dengan memahami sumber
Tokoh-tokoh terkenal seperti Michelle Obama, Lady Gaga, dan gejala impostor syndrome, perempuan sukses dapat
dan Margaret Chan juga mengakui pernah merasakan mengubah perspektif mereka tentang diri sendiri. Bangun
ketidakpercayaan terhadap kesuksesan yang diraih. jaringan dukungan yang kuat dan hargai keunikan
Mereka sering kali merasa seperti seorang 'penipu' yang diri sebagai kekuatan. Rayakan setiap pencapaian dan
tidak sepadan dengan reputasi dan pencapaian mereka. terimalah bahwa perjalanan menuju kesuksesan tidak
Pengakuan mengejutkan yang sama juga pernah selalu mulus, agar kita bisa melangkah maju dengan
dialami para pemimpin dan bintang papan atas, yang tidak percaya diri.
jarang merasa bahwa kesuksesan mereka hanyalah hasil
dari keberuntungan belaka. Fenomena psikologis yang
mereka alami dikenal sebagai Impostor Syndrome, yang
menghadirkan perasaan tidak kompeten dan kekhawatiran
bahwa orang lain akan mengungkap bahwa mereka
sebenarnya tidak pantas meraih prestasi yang mereka
capai. Dari Liz Bingham, Kate Winslet, hingga Don Cheadle,
semua menyampaikan ketakutan yang serupa akan
terbongkarnya 'kebohongan' tentang kemampuan mereka.
Menurut Psikolog Klinis UGM, Tri Hayuning Tyas, S.Psi.,
M.A., impostor syndrome terjadi ketika seseorang tidak
mampu menginternalisasi pencapaian dan merasa cemas
bahwa mereka akan ditemukan sebagai 'penipu' dan tidak
layak di posisinya. Hal ini sering kali dipicu oleh adanya
tekanan sosial dan stereotip gender yang menuntut
perempuan untuk selalu sempurna dalam segala hal.
Gejala Impostor Syndrome antara lain keraguan diri
yang konstan, ketakutan akan kegagalan, dan keyakinan
bahwa kesuksesan hanya hasil dari keberuntungan semata.
Studi dari International Journal of Behavioral Science
menunjukkan bahwa sekitar 70% orang mengalami
fenomena ini dalam hidupnya, dengan tingkat yang lebih
tinggi terjadi pada perempuan.
Bagaimana caranya mengatasi impostor syndrome?
Langkah pertama adalah mengakui dan menerima
| 79
27/02/25 02.08
78 Psychology Talk.indd 79
78 Psychology Talk.indd 79 27/02/25 02.08